Maafkan saya yang awam ini, saya berdo’a di titik rendah, lelah, pasrah saya.
“Ya Allaah, husnul khotimahkan saya dan 4 anak saya segera mungkin, kumpulkan saya dan 4 anak saya di syurga terendah-Mu, masukkan suami saya sendirian di syurga tertinggiMu”

Suami saya hablumminallaah tidak di ragukan, tapi hanya untuk dirinya sendiri tanpa mengajak anak istri.

Saya ajak gabung dengan GiS hanya diam, padahal Ustadz yang ada di GiS semua dia ngefans banget. Hanya karena gengsi saya yang mengajaknya.

Suami saya hanya ingin diberi. Jauh dari harapan saya untuk hidup mandiri.

Saya ingin hijrah dan taubatan nasuhah tanpa suami (afwan pisah), karena satu rumah seperti beda benua dari awal nikah 2007 sampai sekarang.

Syukron.

Pertanyaan saya;
Boleh tidak saya ajukan gugatan pada suami, karena saya tidak kuat lagi dengan sikap suami ?

Apakah saya termasuk wanita yang tidak mencium baunya Surga kelak ?

Karena saya menggugat cerai.

Mohon pencerahannya Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والصلام على رسول الله اما بعد.

Saudariku harus menyadari bahwa hidup ini penuh dengan cobaan, ada kalanya istri dimusuhi oleh suami, dan begitu pula sebaiknya, ada kalanya suami dimusuhi istri. Kita harus bersabar dan saling menasihati, karena Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوّاً لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taghabun: 14)

Inilah kehidupan pasutri di dunia, bahkan seseorang yang tidak menikah sekalipun pasti mendapat ujian (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala) di dunia ini.

Maka nasehat kami saudari tetap bersama suami saudari. Dan maafkanlah seluruh yang telah berlalu dengan suami.

Karena memang cobaan dalam rumah tangga banyak ragam dan bentuknya.

Maka seringlah berikan nasehat kepada suami saudari walaupun sang suami diawal belum mendengar dan menerima nasehat. Tapi setelah sang suami sadar maka in sya Allah sang suami akan menerima nasehat tersebut

Disamping berikan nasehat, maka seringlah mendoakan satu sama lain.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, ‘Dan bagimu juga kebaikan yang sama.’” (HR. Muslim).

Dalam riwayat lainnya,

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah doa mustajabah. Di atas kepalanya (orang yang berdoa) ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, ‘Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.’

Maka seringlah mendoakan pasangan atau suami saudari. Karena memang salah satu tanda kuatnya iman saudari kepada Allah ta’ala dan mengingkan kebaikan kepada suami, maka sering memohon kebaikan dan perubahan untuk suami anda agar menjadi pribadi yang lebih baik dan bertaqwa kepada Allah ta’ala.

Setiap anda berdoa, maka doakan pasangan anda, suami anda agar Allah ta’ala berikan hidayah dan taufik serta istiaqomah agar suami anda bisa menjalankan dan memberikan tanggung jawabnya selaku soerang suami dan ayah.

2. Maka jangan anda meminta cerai dengan suami apabila kasus dan masalahnya masih bisa di terima dan dimaafkan.

Allah berfirman,

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *