BAB 4: ANCAMAN BAGI PELAKU GHIBAH
Cukup banyak dalīl dari Al-Qur’an maupun Sunnah yang mengandung ancaman bagi para pelaku ghibah, di antaranya:
Allāh berfirman:
لاَّ يُحِبُّ الله الْـجَهْرَ بِالسُّوَءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلاَّ مَن ظُلِمَ وَكَانَ الله سَمِيعًا عَلِيمًا
“Allāh tidak menyukai perkataan buruk yang diucapkan secara terus terang kecuali oleh orang yang dizhalimi. Dan Allāh Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (QS. An-Nissā: 148)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَـحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا الله إِنَّ الله تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari kesalahan orang lain, dan jangan ada di antara kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kamu merasa jijik.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Dalam sebuah hadīts Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah menjelaskan definisi ghibah.
Beliau bersabda:
ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ
“Engkau menyebutkan sesuatu tentang saudaramu yang ia benci.”
(Hadīts shahīh riwayat Muslim nomor 2589)
Para sahabat lantas bertanya bagaimana jika kejelekan yang diceritakan memang ada padanya?
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam lantas menjawab, “Jika hal tersebut memang ada pada dirinya, maka engkau telah menggunjingnya. Namun jika tidak, maka engkau telah berdusta tentangnya”.
Dalam hadīts lain yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud rahimahullāh, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah menceritakan apa yang beliau lihat saat peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Di mana beliau melihat sekelompok orang yang memiliki kuku dari tembaga, mereka mencakar muka dan dada mereka dengan kuku-kuku tersebut.
Kemudian beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bertanya, “من هؤلاء يا جبريل؟ (siapa mereka wahai Jibril)?” Malaikat Jibril kemudian menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia, yaitu mereka melakukan ghibah dan menodai kehormatan mereka”.
Dan masih banyak dalīl-dalīl lain yang menjelaskan ancaman bagi mereka yang berani berbuat ghibah.
BAB 5: APA YANG KITA LAKUKAN JIKA MENDENGAR SESEORANG BERBUAT GHIBAH DIHADAPAN KITA?
Imam An-Nawawi rahimahullāh menjelaskan jika kita mendengar seseorang melakukan ghibah maka hendaknya kita mencegah dan menegurnya.
√ Jika tidak sanggup mencegah dengan tangan, maka tegurlah dengan lisan.
√ Jika tetap tidak sanggup maka pergilah dari tempat tersebut.
Jika orang yang dighibahi adalah guru kita, ustadz kita atau orang yang memiliki kemuliaan, memiliki kedudukan, memiliki keilmuan, para ulama (misalkan) maka usaha mencegah hal tersebut haruslah lebih besar.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda:
مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang mencegah ghibah terhadap saudaranya, maka Allāh akan menyelamatkan wajahnya dari api neraka kelak pada hari kiamat.”
(Hadīts riwayat At-Tirmidzi nomor 1931, Ahmad 6/450)
Dalam hadīts lain Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda:
مَنْ ذَبَّ عَنْ لَحْمِ أَخِيهِ بِالْغِيبَةِ، كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُعْتِقَهُ مِنْ النَّارِ
“Barangsiapa yang mencegah ghibah terhadap saudaranya maka dia berhak untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla selamatkan dari api neraka.”
(Hadīts riwayat Ahmad 6/461)
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjauhkan kita dari perbuatan ghibah serta perbuatan-perbuatan yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan Rasul-Nya shallallāhu ‘alayhi wa sallam larang.
وصلى الله على نبينا محمّد و على آله و صحبه وسلم
Leave a Reply