Dari Qurrah bin Iyas radhiyallahu ‘anhu, ia mengisahkan, bahwa ada seorang laki-laki berkata,
يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي لَأَذْبَحُ الشَّاةَ فَأَرْحَمُهَا، أَوْ قَالَ: إِنِّي لَأَرْحَمُ الشَّاةَ أَنْ أَذْبَحَهَا، قَالَ: وَالشَّاةُ إِنْ رَحِمْتَهَا، رَحِمَكَ اللهُ مَرَّتَيْنِ.
“Wahai Rasulullah, sungguh saya akan menyembelih kambing, (namun) saya menyayanginya. Atau dalam (redaksi lain) ia menyatakan, sungguh saya menyayangi kambing (yang akan) saya sembelih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, (walau pada) kambing bila engkau menyayanginya niscaya (dengan sebab itu) Allah akan menyayangimu. (dua kali).”
Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, no. 287
Dengan sebab menyayangi kambing, maka Allah Subhanahu mencurahkan rahmat dan kasih sayang kepada yang menyayangi kambing tersebut. Allah Subhanahu akan menyayangi terhadap hamba-Nya yang memiliki sikap penyayang. Penyayang kepada kambing atau hewan dan makhluk Allah lainnya.
Islam mengajarkan kasih sayang. Tak sebatas terhadap sesama manusia. Kasih sayang itu menebar ke segenap makhluk.
Sebab, bila kasih sayang tiada terpateri pada seorang hamba, maka perilaku pun akan diwarnai kekerasan dan kekasaran. Merampok, menggusur, merampas, menindas, menzalimi, mengutuk, mencela, mencaci maki, menghina, merendahkan orang lain bakal menjadi warna kehidupan manusia. Kita berlindung kepada Allah Subhanahu dari semua perilaku buruk.
Ya, Allah ya Rabb, hiasilah kami dengan akhlak mulia, akhlak para nabi dan rasul-Mu.
Telegram BIS: https://t.me/ilmusyar1
*Join Whatsapp* :https://bit.ly/grupbis
Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya
┅┅══❃ ✿❃══┅┅ ✿❃══┅┅
Leave a Reply