*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 1⃣1⃣9⃣3⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*BOLEHKAH BERNIAT IKHLAS*
*NAMUN MENGHARAPKAN*
*SESUATU?*
*Pertanyaan*
Nama : Sri Rahayu
Angkatan : 4
Grup :
Domisili : Cikarang
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Izin bertanya Ustadz.
Ana seorang istri, ana sudah menikah hampir 3 tahun. Dan Qadarullah belum dikaruniai anak. Ana memiliki seorang ayah yang sudah lama bercerai dengan ibu dan hubungan kami tidak baik.
Ana hari ini mendengar kajian, kisah tentang seorang wanita yang sudah menikah selama 16 tahun dan belum dikaruniai anak. Dan hubungannya tidak baik dengan orang tuanya. Setelah ia ikhlas, memaafkan dan berbuat baik kepada orang tuanya. Tidak lama setelah itu, ia pun hamil.
Ini sedikit mengganggu pikiran ana, ana ingin menjalin hubungan baik dengan ayah ana.
Apakah niatan memaafkan / berhubungan baik dengan ayah dengan ikhlas niatan karna Allah dan mengharapkan anak setelahnya ini boleh ?
Kalau mengingat cerita tadi.
Syukron Ustadz.
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والصلام على رسول الله اما بعد.
بسم الله، والحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اهتدى بهداه.
Seorang anak, meskipun telah berkeluarga, tetap wajib berbakti kepada kedua orang tuanya. Kewajiban ini tidaklah gugur bila seseorang telah berkeluarga. Namun sangat disayangkan, betapa banyak orang yang sudah berkeluarga lalu mereka meninggalkan kewajiban ini. Mengingat pentingnya masalah berbakti kepada kedua orang tua, maka masalah ini perlu dikaji secara khusus.
Jalan yang haq dalam menggapai ridha Allah ‘Azza wa Jalla melalui orang tua adalah birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur’an, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya.
Seperti tersurat dalam surat al-Israa’ ayat 23-24, Allah Ta’ala berfirman:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (Al-Israa : 23-24)
Maka sudah menjadi kewajiban saudari untuk berbakti kepada bapak dan ibu saudari walaupun saudari tidak ada keinginan untuk mendapatkan keturunan. Namun di bolehkan jika saudari bertawashul dengan amal sholih dengan berbakti kepada orang tua untuk mendapatkan keturunan.
Tawasul dengan amal shalih tidak menjadi sebab berkurangnya pahala kelak di akhirat, yang demikian karena tawasul dengan amal shalih adalah merupakan kebaikan yang tidak melahirkan kecuali kebaikan. Dengan syarat seseorang tidak hanya murni meminta dunia dengan tawassulnya tersebut melainkan ia menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya ketika beramal.
والله تعالى أعلم بالصواب.
Dijawab oleh : UstadzUstadz Abu Fathiyya Abdus Syakur, S.Ud,. M.Pd.I
═══════ ° ೋ• ═══════
Leave a Reply