╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 1⃣1⃣7⃣7⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*SHALAT QOBLIYAH*
*KETIKA UMROH*

*Pertanyaan*
Nama: Ummi Asrina
Angkatan: 04
Grup : T4.30
Nama Admin : Selvi
Nama Musyrifah : Ummu Sarah
Domisili : Jawa Barat

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Izin bertanya Ustadz.

Apakah saat melakukan Umroh/Haji, apakah tetap melakukan qobliyah?
Syukron…

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

والحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اهتدى بهداه.

Kondisi seorang musafir tatkala shalat ada dua :

*Pertama*: Dia melakukan shalat qosor (dan qosor adalah yang disunnahkan bagi musafir). Maka dalam kondisi ini yang disyaria’tkan adalah meninggalkan sholat sunnah rowatib, kecuali 2 raka’at sebelum fajar.
Adapun shalat witir, shalat sunnah mutlaq, shalat-shalat sunnah yang ada sebabnya seperti shalat sunnah wudu, shalat dua raka’at setelah thowaf, shalat duha, dan shalat tahajjud maka tetap disyari’atkan. (Lihat fatwa Syaikh Bin Baaz rahimahullah 11/391)

*Kedua* : Jika dia shalat bermakmum kepada imam yang shalatnya sempurna (4 raka’at), sebagaimana kondisi para jama’ah haji dan Umroh yang biasanya bermakmum di masjid Nabawi dan Masjidil Harom. Maka yang lebih afdol adalah mereka tetap melaksanakan shalat-shalat sunnah rawatib karena kondisi shalatnya seperti shalatnya orang yang muqim.
Asy-Syaikh Bin Baaz rahimahullah pernah ditanya :

هَلْ عَلَى الْمُسَافِرِ سُنَّةُ الرَّاتِبَةِ إِذَا صَلَّى مَعَ الَّذِيْنَ يُتِمُّوْنَ؟

Apakah seorang musafir hendaknya melakukan shalat sunnah rowatib jika ia shalat bersama orang-orang yang sholatnya sempurna (4 raka’at-pen)?
Maka beliau menjawab :

ج : إِذَا صَلَّى مَعَ الْمُتِمِّيْنَ فَالأَفْضَلُ أَنْ يَأْتِيَ بِالرَّاتِبَةِ لِأَنَّهُ صَارَ لَهُ حُكْمُ الْمُقِيْمِيْنَ فَيُصَلِّي الرَّاتِبَةَ، وَإِنْ تَرَكَ فَلاَ بَأْسَ، لَكِنْ إِذَا أَتَمَّ فَالأَفْضَلُ أَنْ يَأْتِيَ بِالرَّاتِبَةِ، وَإِنْ قَصَرَ فَالأَفْضَلُ تَرْكُ الرَّاتِبَةِ لِلظُّهْرِ وَالْعِشَاءِ، أَمَّا الْفَجْرُ فَإِنَّ سُنَّتَهَا ثَابِتَةٌ فِي السَّفَرِ وَالْحَضْرِ ، وَهَكَذَا الْوِتْرُ الْمُسَافِرُ يُوْتِرُ وَيُصَلِّي سُنَّةَ الْفَجْرِ، أَمَّا سُنَّةُ الْمَغْرِبِ وَسُنَّةُ الظُّهْرِ وَسُنَّةُ الْعِشَاءِ فَالأَفْضَلُ تَرْكُهَا لِلْمُسَافِرِيْنَ إِذَا قَصَرُوا

Jika ia shalat bersama orang-orang yang shalatnya sempurna maka yang lebih afdol adalah ia melakukan shalat sunnah rowatib, karena jadilah baginya hukum orang-orang yang muqim, maka ia melaksakana shalat sunnah rawatib. Dan jika ia tinggalkan maka tidak mengapa, akan tetapi jika ia shalatnya sempurna maka yang lebih afdol adalah ia sholat sunnah rawatib. Jika ia shalatnya qosor maka yang terbaik adalah meninggalkan shalat rawatib Dzuhur, (Maghrib-pen) dan Isya. Adapun shalat dua rakaat sebelum subuh maka tetap dikerjakan dalam safar dan tidak safar. Demikian juga shalat witir bagi musafir, ia kerjakan shalat witir dan ia kerjakan shalat sunnah dua raka’at sebelum Subuh. Adapun sunnah rawatib Magrib, Dzuhur, dan Isya, maka yang lebih afdol adalah meninggalkannya bagi para musafir jika mereka shalatnya qosor. (Fatawaa Nuur álaa ad-Darb, Ibnu Baaz 10/381-382).

والله تعالى أعلم

Dijawab oleh : Ustadz Abu Fathiyya Abdus Syakur, S.Ud,. M.Pd.I

═══════ ° ೋ• ═══════

*Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣*

WebsiteGIS:
https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *