Renungan tentang Jejak Digital vs Catatan Amal

Renungan tentang Jejak Digital vs Catatan Amal

Renungan tentang Jejak Digital vs Catatan Amal

5 hours yang lalu
Renungan tentang Jejak Digital vs Catatan Amal

Renungan tentang Jejak Digital vs Catatan Amal

Dalam kehidupan ini, kita semua memiliki sebuah jejak perbuatan yang bisa berpengaruh terhadap segala lini kehidupan kita, baik jejak tersebut berupa kebaikan ataupun keburukan, terlebih di Era Digital ini, semua orang dengan mudah memposting dan berkomentar di sosial media, tanpa melihat dan menimbang apakah postingan tersebut kelak berdampak kebaikan ataupun sebaliknya.

Sebagai seorang muslim, yakinlah segala jejak digital itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Tatkala di dunia kita akan malu dengan masyarakat apabila kita memiliki jejak digital yang buruk, susahnya mencari pekerjaan, dan tidak dipercaya lagi oleh masyarakat, lalu di akhirat semua jejak digital perbuatan amalan kita akan disetorkan dan diperlihatkan dihadapan Allah subhanahu wata’ala.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

{يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا} [الزلزلة:٤]

“Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya.” (QS. Al-Zalzalah (99): 4)

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

عن أبي هُريرةَ، قال: قرأ رَسولُ اللهِ ﷺ: ﴿يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا﴾ [الزلزلة: ٤] قال: “أتَدْرُونَ ما أخْبارُهَا”؟ قالُوا: اللهُ ورَسولهُ أعْلمُ، قال: “فإنَّ أخْبارهَا أنْ تَشْهدَ على كلِّ عَبْدٍ أو أمَةٍ بِما عَمِلَ على ظَهْرها، أنْ تَقولَ: عَمِلَ كَذَا وَكذا في يَوْمِ كَذا وَكَذا، قال: فهذه أخْبارُها (رواه الترمذي)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam membaca (يومئذ تحدث أخبارها) Beliau bersabda, “Apakah kalian tau apa Akhbaraha?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, Sesungguhnya Akhbaraha (kabar-kabarnya) yaitu (bumi) akan bersaksi pada setiap hamba baik laki-laki atau perempuan atas apa yang telah ia lakukan di atas bumi, bumi tersebut akan mengatakan, ‘Hamba tersebut telah melakukan begini dan begitu pada hari ini dan itu.’” Beliau bersabda, “Dan inilah Akhbaraha (berita-berita nya).” (HR. Tirmidzi, no. 2598, Hadis ini Hasan Gharib) [1]

Oleh karena itu hendaknya kita selalu mengingat tentang ayat ini ketika hendak melakukan suatu perbuatan, bagaimana kelak bumi akan bersaksi atas apa yang telah diperbuat oleh seorang hamba di atasnya, dengan meyakini bahwa tanah yang kita pijak ini kelak akan bersaksi atas apa yang dilakukan di tempat tersebut berupa kebaikan atau keburukan, kita akan menyaksikan bumi akan bersaksi bahwa orang tersebut pernah sujud di tempat ini, orang tersebut pernah duduk di tempat ini dan membaca Al-Quran di atasnya, atau orang tersebut pernah melakukan amalan tersembunyi yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah baik berupa kebaikan ataupun keburukan, kelak semuanya akan bersaksi di hadapan Allah. [2]

Tidak Ada Satu pun yang Luput dari Allah

Saudaraku, dalam kehidupan di dunia ini segala apa yang kita kerjakan akan dihisab oleh Allah, tidak ada yang luput dari pencatatan tersebut.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

{فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَه * وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَه} [الزلزلة:٧ – ٨]

“Maka barangsiapa yang mengerjakan kebajikan seberat dzarrah maka dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah (99): 7-8)

Dalam Ayat ini mencakup umum dari seluruh kebaikan dan keburukan, karena apabila ia melihat dari besaran dzarrah yang mana ia adalah terkecilnya dari segala sesuatu, dan itu akan dibalas disebabkan dzarrah tersebut, maka hal yang lebih berat tentu lebih utama akan dibalas atas perbuatan tersebut. Dalam ayat ini terdapat dorongan untuk melakukan amalan kebaikan walaupun sedikit, dan peringatan dari perbuatan buruk walau hanya hal sepele.



Oleh karenanya jangan sampai menyepelekan sekecil apapun maksiat yang diperbuat, berselancar di dunia maya dengan bebas membuka hal-hal yang dilarang dalam agama, memposting suatu kedustaan dan menyebarkan berita-berita hoax, atau bahkan menghina dan menyebarkan aib sesama muslim yang lainnya, jangan sampai menganggap ringan dosa sekecil apapun itu, mereka menganggapnya ringan sedangkan perbuatan tersebut besar di sisi allah.

Kesimpulan

Pada zaman yang penuh fitnah seseorang bisa dengan mudah melakukan keburukan atapun sebaliknya. Apabila kita sebagai seorang muslim tidak menyibukkan diri kita dengan kebaikan, maka ia akan disibukkan dengan keburukan atau hal-hal yang tidak ada manfaatnya baik manfaat dunia atapun akhiratnya. Semoga Allah subhanahu wata’ala selalu membimbing kita untuk selalu berada dalam ketaatan kepada-Nya dan menjauhkan kita dari segala macam maksiat dan hal-hal yang tidak bermanfaat. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin

Oleh: Ustadz Muhammad Akmal Hafizd, Lc.

Referensi:

[1] At-Tirmidzi, Abu Isa. (1440 H). Al-Jami’ Al-Kabir Sunan Tirmidzi. Darul Risalah ‘Alamiyah, Hal: 127.
[2] Abu Umar, Abul Hayy bin Yusuf. Duruss Shautiyyah Qaama bitafriighiha Syabakah al-Islamiyyah, Hal:27 Jilid:21.

Source link


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *