Beliau berkata:
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ [قال الذهبي : الحافظ بن الحافظ، لكن ابتلي بوراق سوء، وأفسد حديثه] قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ قَالَ: قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، نَرَاكَ قَدْ شِبْتَ، قَالَ: «قَدْ شَيَّبَتْنِي هُودٌ وَأَخَوَاتُهَا»
_Sufyān Ibnu Wakī’ adalah anak dari Wakī’ Ibnu Zārah seorang ulamā (ahli hadīts), Imām Adz Dzahabi mengatakan Al Hāfizh Ibnu Hāfidz (anak yang hāfizh dari seorang yang hāfizz) hanya saja Sufyān Ibnu Wakī’ ini memiliki seorang sekretaris (bahasa kita) yang menulis hadīts-hadītsnya tidak amanah, sehingga orang tersebut merusak keabsahan hadītsnya._
_Sufyān Ibnu Wakī’ mengatakan, dari Abī Ishāq dari Abī Juhaifah radhiyallāhu ta’āla ‘anhu. Beliau mengatakan:_
_Bahwasanya dahulu shahābat Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah menyampaikan kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam:_
_”Wahai Rasūlullāh, kami melihat engkau telah mulai beruban.”_
_Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) menjawab:_
_”Yang telah membuatku beruban adalah surah Hūd dan teman-temannya.”_
(Hadīts ini dishahīhkan oleh Syaikh Albāniy radhiyallāhu ta’āla ‘anhu di dalam Mukhtshar Asy Syamāil dengan nomor 35)
Dan maksud dari saudara-saudara surah Hūd adalah surat-surat yang menceritakan tentang kengerian hari kiamat, sebagaimana dikatakan oleh Al Manawiy dalam kitāb Faidhul Qadīr.
Dan Ibnu Hajar Al Haitami rahimahullāh, ketika ditanya surat apa saja yang termasuk saudara-saudara Hūd?
Maka beliau menyebutkan beberapa surat dengan membawakan dalīl dan perkataan ulamā tentangnya.
Di antara yang beliau sebutkan, dalam kitāb beliau yang bernama Al Fatāwa Al Hadītsiyyah adalah :
⑴ Surat 56 (Al Wāqi’ah)
⑵ Surat 77 (Al Mursalāt)
⑶ Surat 78 (An Nabā’)
⑷ Surat 81 (At Takwīr)
⑸ Surat 69 (Al Hāqqah)
⑹ Surat 88 (Al Ghāsyiyah)
⑺ Surat 101 (Al Qāri’ah)
⑻ Surat 70 (Al Ma’ārij)
⑼ Surat 54 (Al Qamar)
Pelajaran yang bisa kita ambil dari hadīts-hadīts di atas, adalah :
√ Bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam beruban bukan karena urusan dunia.
√ Yang membuat Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam beruban adalah kabar tentang kengerian dan kesusahan pada hari kiamat yang Beliau renungkan dari surat-surat Al Qurān (semisal) surat Hūd, surat An Nabā’, surat Al Wāqi’ah dan yang semisalnya.
Dan yang perlu dipahami, bahwa isi surat-surat tadilah yang membuat Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam beruban, bukan berarti orang yang membaca surat tersebut akan beruban, karena Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam beruban karena mentadaburi isi surat-surat tersebut. Karena kengerian yang ada dalam surat tersebut, bukan hanya sekedar membaca saja tanpa tadabur dan penghayatan.
√ Bahwa Al Qurān itu memberikan efek yang sangat besar sekali bagi seorang bisa yang mentadabur inya, bisamemahami maknanya, bisa mengetahui maksud-maksudnya.
Seorang yang bisa seperti itu, maka Al Qurān akan memberikan efek yang sangat besar bagi kebaikan, keshālihan, kesucian jiwa, dan kebahagian di dunia maupun di ākhirat.
Inilah pembahasan kita pada pertemuan ini, semoga bermanfaat.
Wallāhu Ta’āla A’lam Bishawāb.
وصلى الله على نبينا محمد
Akhukum Fillāh, Ratno
Dikantor Bimbingan Islām Yogyakarta
*Mari saudara muslim yang dermawan.. Sisihkan sedikit dari rezeki Anda untuk Para Penuntut ilmu Syar’i dan operasional DAKWAH dalam menyebarkan kebaikan dengan ta’awun dan infak melalui rekening berikut ini:*
| Bank Syariah Indonesia
| Kode Bank [451]
| No. Rekening : 1184242374
| a.n : APENDI
| Konfirmasi : wa.me/+6282280288925
Kami mengucapkan terima kasih dan Jazaakumullahu Khairan atas donasi dan infak yang telah diberikan oleh para Donatur/Muhsinin. “Barakallahu fii Maalikum Wa ahliikum”
•══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎══════•
Leave a Reply