*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 9⃣2⃣9⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*HARTA KELAK AKAN DI HISAB*
*Pertanyaan*
Nama: Nora
Angkatan: T04
Grup : GIS 54
Nama Admin : Ummu Ammar Silfia
Nama Musyrifah : Tities Soelargo
Domisili : Singapore
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Afwan ustadz, ana izin dan ingin bertanya…
Jika kita sudah meninggal dunia, segala harta benda milik kita seperti kita ketahui akan dihisab juga.
1. Tetapi bagaimana dengan harta benda yang sempat disedekah/diwakafkan?
2. Apakah masih dihisab?
3. Dan bagaimana pula dengan harta benda yang tidak sempat disedekah/diwakafkan ? Akankah kita masih mempertanggungjawabkannya di akhirat nanti?
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Bismillah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.
1. Seluruh harta kita akan dihisab pada hari kiamat, yang halalnya apalagi dengan yang haram. Oleh karena itu Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam menyuruh kita untuk bertakwa dalam mencari rezeki dan mengambil yang halal saja juga meninggalkan yang haram.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani).
2. Harta yang disedekahkan akan dihisab sebagai amal shalih kita. Akan dibalas oleh Allah Asy Syakur dengan pahala berlipat ganda dari-Nya.
وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ ٱللَّهِ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).
(Al Baqarah 272)
3. Seseorang akan ditanya oleh Allah ﷻ tentang dari mana harta dia peroleh dan ke mana dia belanjakan (habiskan) harta tersebut. Sumber harta yang dimiliki seseorang hanya ada dua, sumber yang halal atau haram. Sesungguhnya pertanyaan ini saja sudah banyak membinasakan banyak orang. Betapa banyak orang yang mengambil harta dengan sembarangan, dengan cara-cara yang curang, cara-cara yang zhalim, dan yang lainnya. Kalaupun seseorang mendapatkan harta dengan cara yang halal, maka dia kembali akan ditanya tentang ke mana dia menghabiskan hartanya, apakah ke jalan yang haram atau yang halal? Berfoya-foya atau sudah pada tempatnya? Jika dihabiskan untuk perkara yang haram tentunya ini adalah malapetaka baginya. Maka yang terparah adalah jika seseorang mendapatkan harta dari sumber yang haram, kemudian dihabiskan pada perkara yang haram. Oleh karenanya seseorang harus lolos dari dua pertanyaan ini dengan cara harta yang dia peroleh dari cara yang halal, dan dia belanjakan pula di jalan yang halal, bukan membuang-buang harta tidak pada tempatnya, bukan mubazir, dan bukan pula disimpan-simpan saja. Ingatlah bahwa jika demikian maka hanya akan menambah bebannya pada hari kiamat kelak.
Leave a Reply