Keteguhan iman dan kepercayaan kepada Allah sering kali diuji dengan berbagai ujian dan cobaan. Salah satu kisah penuh hikmah yang memberikan teladan bagi kita tentang keberanian, keteguhan hati, dan pengharapan kepada rahmat Allah adalah kisah para pemuda Ashabulkahfi yang tertera dalam surah Al-Kahfi.
Allah Ta’ala berfirman,
اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا
“Ingatlah ketika para pemuda itu berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa, ‘Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami ini.‘” (QS. Al-Kahfi: 10)
Perhatikanlah bagaimana sekelompok pemuda beriman yang menghadapi ancaman besar atas keimanan mereka. Mereka memilih untuk meninggalkan dunia yang penuh dengan kebatilan dan penganiayaan terhadap agama Allah, kemudian berlindung di dalam sebuah gua. Di dalam kesunyian gua tersebut, mereka tidak hanya berdiam diri, tetapi mereka berserah diri sepenuhnya kepada Allah melalui doa. Mereka memohon rahmat dan petunjuk dari-Nya, sebagai bentuk keteguhan iman dalam menghadapi ketidakpastian.
Kandungan doa yang diucapkan oleh Ashabulkahfi
Doa yang diucapkan oleh para pemuda Ashabulkahfi dalam kalimat,
رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا
menunjukkan dua hal penting yang bisa kita jadikan pedoman dalam menghadapi ujian hidup, yaitu: 1) permohonan terhadap rahmat Allah; dan 2) petunjuk yang lurus.
Pertama: Memohon rahmat Allah
Para pemuda Ashabulkahfi mengawali doa mereka dengan permohonan rahmat [رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ] dengan makna “Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu.” Lihatlah bahwa rahmat Allah Ta’ala adalah hal paling utama yang mereka harapkan dalam situasi genting tersebut. Mereka sadar bahwa hanya dengan rahmat-Nya, mereka bisa mendapatkan perlindungan dan pertolongan dari ancaman yang mereka hadapi. Rahmat Allah tidak hanya berbentuk perlindungan fisik, tetapi juga ketenangan hati, keberanian, dan kekuatan iman untuk terus berpegang teguh pada kebenaran.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ
“Doa adalah inti ibadah.” (HR. Tirmidzi no. 3371 dari Nu’man bin Basyiir radhiyallahu ‘anhu)
Oleh karenanya, hendaklah dalam setiap langkah dan usaha, doa harus selalu menjadi prioritas utama yang kita dahulukan, sebagaimana yang dilakukan oleh para pemuda Ashabulkahfi. Selain ikhtiar mereka melarikan diri dari bahaya, mereka juga mengokohkan diri dengan memohon pertolongan kepada Allah melalui doa yang tulus.
Kedua: Memohon petunjuk yang lurus
Setelah memohon rahmat, mereka melanjutkan dengan permohonan, “وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا” yang berarti “dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami ini.”
Para Ashabulkahfi, dalam doa mereka, menginginkan keselamatan dari ancaman fisik dari seorang Raja yang zalim. Mereka juga memohon agar Allah memberikan jalan yang benar dalam menghadapi persoalan mereka. Maka dari itu, pelajaran berharga dari hal ini adalah agar dalam setiap situasi, tidak cukup hanya memohon keselamatan atau kelapangan dari kesulitan, tetapi juga penting untuk berdoa meminta petunjuk agar kita senantiasa berada di jalan yang diridai Allah Ta’ala.
Keberanian Ashabulkahfi
Kisah Ashabulkahfi menggambarkan bahwa meskipun mereka masih muda, para pemuda ini memiliki keteguhan iman yang luar biasa. Ketika kebanyakan orang mungkin akan memilih untuk mengikuti arus mayoritas demi keselamatan dan kenyamanan hidup, mereka justru memilih untuk meninggalkan kemewahan duniawi dan berlindung di dalam sebuah gua demi menjaga keimanan mereka. Sikap ini menunjukkan bahwa mereka lebih mengutamakan rida Allah daripada kenikmatan dunia yang bersifat sementara.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. (Salah satunya adalah) pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah.”
(HR. Bukhari no. 660; Muslim no. 1031)
Pemuda Ashabulkahfi adalah teladan dari golongan pemuda yang dimuliakan ini. Mereka memilih jalan yang benar, meskipun menghadapi ancaman yang besar. Maka, patutlah kisah mereka menjadi inspirasi bagi setiap kita, terutama pemuda, untuk selalu berpegang teguh pada keimanan, meskipun dunia di sekeliling mereka penuh dengan kebatilan.
Perlindungan dan petunjuk dari Allah
Sebagaimana Allah menyelamatkan para pemuda Ashabulkahfi, Allah Ta’ala juga akan memberikan pertolongan kepada hamba-Nya yang berserah diri dan memohon dengan tulus. Setelah mereka berdoa dan berlindung di dalam gua, Allah memberikan keajaiban dengan menidurkan mereka selama ratusan tahun, sehingga mereka terhindar dari ancaman musuh-musuh mereka.
Allah Ta’ala berfirman,
فَضَرَبۡنَا عَلٰٓى اٰذَانِهِمۡ فِى الۡـكَهۡفِ سِنِيۡنَ عَدَدًا ۙ
“Maka, Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu[1], selama beberapa tahun.” (QS. Al-Kahfi: 11)
Kisah ini menunjukkan bahwa ketika kita menyerahkan diri kepada Allah dan berdoa dengan penuh keyakinan, Allah akan memberikan perlindungan dan petunjuk yang mungkin tidak pernah kita duga.
Hal ini juga menekankan bahwa perlindungan dari Allah tidak selalu berupa solusi yang langsung terlihat oleh mata kita. Terkadang, pertolongan-Nya datang dalam bentuk yang tidak terduga, seperti dalam kasus Ashabulkahfi yang dilindungi melalui tidur panjang di dalam gua. Ini mengajarkan kepada kita bahwa apa pun bentuk pertolongan dari Allah, itu adalah yang terbaik bagi kita, meskipun mungkin kita belum bisa memahaminya saat itu.
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5)
Ayat ini kemudian diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)
Ketahuilah bahwa pada setiap ujian, akan ada pertolongan dari Allah. Seperti halnya pemuda Ashabulkahfi yang mendapatkan perlindungan dan kemudahan setelah melewati kesulitan. Karenanya, jika kita bersabar dan bertawakal kepada Allah, kita juga akan merasakan kelapangan setelah kesulitan yang dihadapi.
Saudaraku, kisah Ashabulkahfi merupakan salah satu dari banyak kisah dalam Al-Qur’an yang penuh dengan pelajaran. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya doa, keteguhan iman, dan keberanian dalam mempertahankan keyakinan terhadap Allah. Dalam setiap kesulitan, jika kita berserah diri kepada Allah dan memohon rahmat serta petunjuk-Nya, maka insya Allah akan selalu ada jalan keluar yang terbaik bagi kita, sebagaimana yang terjadi pada para pemuda Ashabulkahfi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ
“Kenalilah Allah di saat senang, niscaya Allah mengenalmu di saat susah.” (HR. Tirmidzi no. 2516)
Semoga kita dimudahkan oleh Allah menjadi hamba-hamba-Nya yang dapat mengambil hikmah dari kisah ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari secara istikamah hingga akhir hayat kita.
Wallahu a’lam.
***
Penulis: Fauzan Hidayat
Artikel: Muslim.or.id
Catatan kaki;
[1] Allah menidurkan mereka selama 309 tahun kamariah dalam gua itu (lihat ayat 25 surah Al-Kahfi) sehingga mereka tidak dapat dibangunkan oleh suara apa pun.
Leave a Reply