Ustadz Ratno, Lc
Halaqah 10 | Hadits 10
* Telegram* :https://t.me/ilmusyar1
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ وَالْأَخْلَاقَ وَالْأَرْزَاقَ وَالْأَفْعَالَ، وَلَهُ الشُّكْرُ عَلَى إِسْبَاغِ نِعَمِهِ الظَّاهِرَةِ وَالْبَاطِنَةِ بِالْإِفْضَالِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّهِ وَرَسُولِهِ الْمُخْتَصِّ بِحُسْنِ الشَّمَائِلِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمَوْصُوفِينَ بِالْفَوَاضِلِ وَالْفَضَائِلِ، وَعَلَى أَتْبَاعِهِ الْعُلَمَاءِ الْعَامِلِينَ بِمَا ثَبَتَ عَنْهُ بِالدَّلَائِلِ. أما بعد
Sahabat BiAS yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Pada pertemuan ke-10 ini, kita akan membaca hadīts kesepuluh dan kesebelas yang dibawakan oleh Imām At Tirmidzī dalam kitāb Asy Syamāil Al Muhammadiyyah.
Beliau (Imām At Tirmidzī) rahimahullāh berkata :
10 – حَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْثَرُ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنْ أَشْعَثَ، يَعْنِي ابْنَ سَوَّارٍ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ أنه قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي لَيْلَةٍ إِضْحِيَانٍ، وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ حَمْرَاءُ، فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ إِلَيْهِ وَإِلَى الْقَمَرِ، فَلَهُوَ عِنْدِي أَحْسَنُ مِنَ الْقَمَرِ»
Imām At Tirmidzī meriwayatkan hadīts kesepuluh ini lengkap dengan sanadnya. Di antara Imām At Tirmidzī hingga shahābat Jābir bin Samurah radhiyallāhu ta’āla ‘anhu ada empat orang.
Jābir Bin Samurah radhiyallāhu ta’āla ‘anhu pernah bercerita tentang keindahan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, saat itu beliau membandingkan antara Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dengan bulan, ternyata keindahan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bisa mengalahkan keindahan bulan.
_Beliau radhiyallāhu ta’āla ‘anhumā berkata :_
_”Aku pernah melihat Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pada malam bulan purnama, saat itu Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) sedang memakai baju merah, aku perhatikan keindahan wajah Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) dan keindahan bulan. (Setelah aku bandingkan keindahan keduanya), ternyata wajah Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) lebih indah dari pada bulan.”_
Mari kita bahas lafadz hadīts ini,
“Aku pernah melihat Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pada saat bulan purnama.”
Dalam hadīts disebutkan dengan: ليلة اضحيان.
Dijelaskan oleh para ulamā, bahwa maknanya adalah: ليلة مقمرة , yaitu malam yang terhiasi dengan bulan, baik bulan tersebut masih tipis atau sudah besar.
Ada juga sebagian yang mengatakan bahwa: ليلة اضحيان, merupakan hari kedelapan bulan-bulan hijriyah.
Namun Syaikh Abdurrazāq menjelaskan, bahwa kata tersebut diartikan dengan bulan purnama dalam keadaan bulan saat itu telah sempurna.
Lafadz selanjutnya adalah:
“Saat itu Beliau sedang memakai hullah hamra’ (baju yang berwarna merah).”
Sebagaimana telah kita bahas pada pertemuan yang terdahulu, bahwa hukum menggunakan pakaian berwarna merah ada khilāf di antara ulamā. Dan Syaikh Abdurrazāq dalam syarah beliau terhadap kitāb As Syamāil, (kitāb yang kita pelajari ini), beliau mengatakan:
_”Yang terlarang adalah baju yang berwarna merah polos, adapun kalau ada garis putih atau hitam atau yang lainnya dalam baju tersebut maka diperbolehkan memakainya.”_
Lafadz selanjutnya adalah:
“Ternyata wajah Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) lebih indah dari pada bulan.”
Maksudnya adalah setelah dibandingkan oleh Jābir bin Samurah, antara Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang sedang memakai baju merah dengan bulan yang saat itu sedang sempurna (purnama) ternyata Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam lebih indah untuk dipandang dari pada rembulan yang sedang purnama.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari hadīts ini adalah:
⑴ Tentang wajah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, yang mana wajah Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) lebih indah untuk dipandang dan dinikmati dari pada keindahan b
ulan purnama.
Leave a Reply