𝗦𝗕𝗨𝗠
𝗦𝗼𝗯𝗮𝘁 𝗕𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮
𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝘄𝗮𝗯
╚══꧁✿✿°°°°✿✿꧂ ══╝
𝗡𝗢 : 2⃣0⃣0⃣0⃣
𝗗𝗶𝗿𝗮𝗻𝗴𝗸𝘂𝗺 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗚𝗿𝘂𝗽 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝗦𝘂𝗻𝗻𝗮𝗵 | 𝗚𝗶𝗦
https://grupislamsunnah.com
𝗞𝘂𝗺𝗽𝘂𝗹𝗮𝗻 𝗦𝗼𝗮𝗹 𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯 𝗦𝗕𝗨𝗠
𝗦𝗶𝗹𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗹𝗶𝗸 : https://t.me/GiS_soaljawab
═══════゚・:✿:・゚═══════
𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗧𝗔𝗦𝗜 𝗞𝗘𝗕𝗜𝗠𝗕𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗛𝗔𝗧𝗜 𝗔𝗡𝗧𝗔𝗥𝗔 𝗞𝗔𝗥𝗜𝗥 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗦𝗘𝗗𝗔𝗡𝗚 𝗗𝗜𝗝𝗔𝗟𝗔𝗡𝗜 𝗗𝗔𝗡 𝗞𝗘𝗪𝗔𝗝𝗜𝗕𝗔𝗡 𝗦𝗘𝗕𝗔𝗚𝗔𝗜 𝗜𝗦𝗧𝗥𝗜 𝗗𝗔𝗡 𝗜𝗕𝗨 𝗗𝗜 𝗗𝗔𝗟𝗔𝗠 𝗥𝗨𝗠𝗔𝗛 𝗧𝗔𝗡𝗚𝗚𝗔
Nama : Kamil
Angkatan : 07
Grup : T7.06
Nama Admin : IIlliyina Dhiah
Nama Musyrifah : Ufqi Autsaqy
Domisili : Kota Bandung
𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮𝗮𝗻
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
Semoga Ustadz dan team GiS selalu dalam lindungan Allah Azza wa Jalla. Allahumma Aamiin.
Afwan ustadz, ana mau bertanya.
Ana seorang pegawai kantor, sudah mau 3 tahun bekerja.
Alhamdulillah sudah menikah dan mempunyai 1 anak, berusia 1 tahun.
Selama bekerja, ana selalu berusaha membagi waktu agar tetap bisa mengurus anak dan rumah, meski memang perhatian terbagi.
Ana saat ini belum bisa resign atau keluar dari perusahaan, karena ada perjanjian tidak boleh keluar selama 10 tahun dan perlu biaya cukup besar jika keluar sebelum masa ikatan tersebut berakhir.
Di kantor sendiri, ana memang tidak berniat untuk mengejar karir atau jabatan, ana hanya menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang pegawai.
Tapi ana merasa akhir-akhir ini, ana didorong untuk naik ke posisi yang lebih tinggi.
Tetapi jika posisi tersebut ana ambil, kemungkinan paling besar adalah waktu ana akan lebih banyak tersita bahkan di akhir pekan.
Jika ana mengutarakan niat untuk resign atau menolak posisi tersebut, atasan ana yang juga seorang akhwat selalu bilang kalau manajerial waktu ana masih jelek, butuh perbaikan dan tidak seharusnya ana menolak posisi tersebut, karena merupakan bentuk pengabdian dan penugasan.
Selain itu, beliau juga memang tipe wanita karir yang saat ini berada dalam posisi dan jabatan tinggi.
Sementara saat ini, jujur untuk berangkat kerja setiap harinya juga ana merasa sedih dan berat untuk meninggalkan anak di rumah bersama kakek-neneknya.
Bagaimana baiknya saya menyikapi masalah ini, ya, Ustadz ?
Mohon bantuan dan penjelasannya.
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯𝗮𝗻
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته.
Semoga Allah ta’ala selalu memberikan bimbingan Nya, hidayah dan semoga kita semua bisa istiqomah diatas agama Islam sampai ajal menjemput, aamin.
Saudari yang bertanya, semoga Allah selalu memberi saudari dan keluarga saudari.
Sikap yang harus saudari lakukan pertama adalah,
tanya diri anda, dan mintalah apa pendapat hati dan jiwa anda.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
يَا وَابِصَةُ اسْتَفْتِ قَلْبَكَ وَاسْتَفْتِ نَفْسَكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ
“Wahai Wabishah, mintalah fatwa pada hatimu sebanyak tiga kali, karena kebaikan adalah yang membuat tenang jiwa dan hatimu. Dan dosa adalah yang membuat bimbang hatimu dan goncang dadamu. Walaupun engkau meminta fatwa pada orang-orang dan mereka memberimu fatwa.”
(HR. Ahmad no.17545, Al Albani dalam Shahih At Targhib [1734] mengatakan : hasan li ghairihi).
Dalam hadis diatas Rasulullah menjelaskan bahwa seandainya seorang mau melakukan sesuatu, maka tanya dulu hati dan jiwanya.
Jika seandainya dalam hatinya masih bimbang dan ragu untuk melakukannya, maka jangan lakukan dan berhenti sampai disitu. Karena jiwa dan hati pada dasarnya bisa dan mampu menilai dan menimbang apa saja yang harus kita lakukan, dan apa yang harus ditinggalkan dan dijauhkan.
SBUM : Sobat Bertanya Ustadz Menjawab
Berisi Pertanyaan dari Sobat Akhwat, tetapi untuk member yang boleh joint Umum
Supaya dapat bermanfaat untuk semua umat
