Halaqah 18 : Iman Kepada Takdir Allāh
Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA Hafidzahullah
Telegram BIS: https://t.me/ilmusyar1
* Grup Whatsapp* :https://bit.ly/grupbis
*IMAN KEPADA TAKDIR ALLĀH*
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد الله وصلاة وسلام على رسول الله وعلى آله واصحابه و من والاه، و لا حول ولا قوة إلا بالله اما بعد
Sahabat BiAS, kaum muslimin rahīmani wa rahīmakumullāh.
In syā Allāh kita kembali melanjutkan pembahasan dari Risalah Syarah Ushul Iman Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullāhu ta’āla.
Dan in syā Allāh kita masuk pada pembahasan:
︎ *Iman Kepada Takdir Allāh (الإيمان بالقدر)*
Salah satu di antara rukun iman yang Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ajarkan adalah beriman kepada takdir Allāh Ta’āla. Artinya ketika seseorang imannya rusak kepada takdir maka imannya tidak sah (gugur) keimanannya.
Mengimani takdir adalah satu di antara rukun iman yang wajib diimani oleh setiap muslim.
Adapun takdir Allāh Subhānahu wa Ta’āla terhadap alam semesta ini sesuai dengan ilmu-Nya.
Ada empat hal yang mesti (harus) kita tetapkan, yaitu:
الإيمان بأن الله تعالي علم بكل شيءجملة و تفصيلا
⑴ Beriman bahwa Allāh علم بكل شيء mengetahui segala sesuatu جملة و تفصيلا baik segala global maupun secara tafshīl (terperinci). Tidak ada yang terlewatkan dari pengetahuan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Azali (أزَلِيّ) Ilmu Allāh tidak didahului oleh tidak tahu, tetapi Allāh telah tahu dari zaman dahulu tanpa diawali dengan ketidak-tahuan (sejak dulu tanpa awalan).
Ilmu Allāh akan abadi (أبَدًا) tidak mengalami rusak dan tidak mengalami kekurangan sehingga Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dzat yang mengetahui atas segala sesuatu baik yang berkaitan dengan perbuatan Allāh maupun yang berkaitan dengan perbuatan hamba-hamba-Nya.
Semuanya dalam cakupan ilmu Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
الإيمان بأن الله كتب ذلك في اللوح المحفوظ
⑵ Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mencatat semua takdirnya dalam kitab catatan takdir Allāh di Lauhil Mahfūdz.
Induk kitab catatan takdir di Lauhil Mahfūdz tersebut dalam surat Al-Hajj ayat 70.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
أَلَمۡ تَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا فِي ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِۚ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَٰبٍۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ
_”Tidakkah engkau tahu bahwa Allāh mengetahui apa yang di langit dan di bumi? Sungguh, yang demikian itu sudah terdapat dalam sebuah Kitab (Lauhil Maḥfūdz) Sesungguhnya yang demikian itu sangat mudah bagi Allāh.”_
Sebagaimana pula disebutkan di dalam hadīts shahīh dari Shahīh Muslim.
Dari Abdullāh ibnu Amr ibnu Ash radhiyallāhu ‘anhumā, beliau berkata.
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ
“ كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ – قَالَ – وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
Aku mendengar Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, _”Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mencatat semua takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi”._
(Hadīts shahīh riwayat Muslim nomor 2653)
Sehingga ayat dan hadīts tadi menghimpun dua rukun takdir, yaitu
① Beriman tentang ilmu Allāh (semuanya dalam cakupan ilmu Allāh Ta’āla).
② Tulisan takdir Allāh di dalam Lauhil Mahfūdz.
الإيمان بأن جميع الْكَائِنَات لا تكون إلا بمشيئة الله
⑶ Beriman dengan kehendak Allāh Ta’āla. Di mana tidak ada di alam semesta ini yang terjadi kecuali dengan masyīatullāh (kehendak Allāh Subhānahu wa Ta’āla) baik yang berkaitan dengan perbuatan Allāh ataupun yang berkaitan dengan perbuatan makhluknya.
Semua yang terjadi, terjadi dengan kehendak Allāh Ta’āla, tidak ada kejadian-kejadian yang terjadi di luar kehendak Allāh Ta’āla.
Itulah yang Allāh tegaskan dalam ayat,
وَيَفْعَلُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ
_”Allāh akan melakukan apapun yang Allāh kehendaki.”_
(QS. Ibrahim: 27)
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخْتَارُ
_”Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya”_
(QS. Al-Qashash: 68)