Penyebutan Sebagian Nas Al-Qur’an dan Sunah yang Memerintahkan untuk Meneladan Nabi ﷺ dan Memperingatkan untuk Tidak Menyelisihinya

Siapa pun yang merenungkan nas-nas kedua wahyu tersebut akan menemukan bahwa dalil-dalil di dalamnya sangat jelas menunjukkan kewajiban mengikuti Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang diutus sebagai rahmat bagi semesta alam—dan peringatan untuk tidak menyelisihinya dan berpaling dari ajaran yang dibawanya.

Imam yang terhormat, Imam ahli sunah, Imam Ahmad, berkata, “Saya meneliti Al-Qur’an dan menemukan ketaatan kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—disebutkan di tiga puluh tiga tempat.”

Di antaranya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡ ۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِى شَىۡءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٌ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan ululamri di antara kalian. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya. (QS An-Nisa’: 59)

قُلۡ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ ۖ فَإِن تَوَلَّوۡا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡكَٰفِرِينَ

Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (QS Ali Imran: 32)

وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ

Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kalian diberi rahmat. (QS An-Nur: 56)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَوَلَّوۡا۟ عَنۡهُ وَأَنتُمۡ تَسۡمَعُونَ

Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian berpaling dari-Nya, sedang kalian mendengar (perintah-perintah-Nya). (QS Al-Anfal: 20)

وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَٱحۡذَرُوا۟ ۚ فَإِن تَوَلَّيۡتُمۡ فَٱعۡلَمُوٓا۟ أَنَّمَا عَلَىٰ رَسُولِنَا ٱلۡبَلَٰغُ ٱلۡمُبِينُ

Dan taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kalian berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (QS Al-Maidah: 92)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسۡتَجِيبُوا۟ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمۡ لِمَا يُحۡيِيكُمۡ ۖ وَٱعۡلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَحُولُ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَقَلۡبِهِۦ وَأَنَّهُۥٓ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kalian akan dikumpulkan. (QS Al-Anfal: 24)

تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدۡخِلۡهُ جَنَّٰتٍ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ

(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam janah yang sungai-sungai mengalir di bawahnya, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. (QS An-Nisa’: 13)

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا

Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiq (orang yang sempurna dalam membenarkan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS An-Nisa’: 69)

وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلۡهُدَىٰ وَيَتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيلِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَ ۖ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا

Dan siapa saja yang menentang Rasul setelah jelas petunjuk baginya dan mengikuti selain jalan kaum mukminin, maka Kami biarkan ia leluasa bergelimang dalam kesesatan dan Kami masukkan neraka Jahanam. Dan neraka Jahanam adalah seburuk-buruk tempat kembali. (QS An-Nisa’: 115).

وَمَن يُشَاقِقِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَإِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

Dan barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya. (QS Al-Anfal sebagian ayat ke-13)

لَّا تَجۡعَلُوا۟ دُعَآءَ ٱلرَّسُولِ بَيۡنَكُمۡ كَدُعَآءِ بَعۡضِكُم بَعۡضًا ۚ قَدۡ يَعۡلَمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنكُمۡ لِوَاذًا ۚ فَلۡيَحۡذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنۡ أَمۡرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمۡ فِتۡنَةٌ أَوۡ يُصِيبَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Janganlah kalian jadikan panggilan Rasul di antara kalian seperti panggilan sebagian kalian kepada sebagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (QS An-Nur: 63)

Allah berfirman:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤۡمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ لَا يَجِدُوا۟ فِىٓ أَنفُسِهِمۡ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيۡتَ وَيُسَلِّمُوا۟ تَسۡلِيمًا

Maka demi Rabmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan dalam hati mereka, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS An-Nisa’: 65)

وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٍ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡ ۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلًا مُّبِينًا

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS Al-Ahzab: 36)

لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ بَعَثَ فِيهِمۡ رَسُولًا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ يَتۡلُوا۟ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبۡلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS Ali Imran: 164)

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرۡجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡـَٔاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS Al-Ahzab: 21)

وَإِنَّكَ لَتَهۡدِىٓ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسۡتَقِيمٍ

Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS Asy-Syura sebagian ayat ke-52)

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah: “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali Imran: 31)

مَّن يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدۡ أَطَاعَ ٱللَّهَ ۖ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ عَلَيۡهِمۡ حَفِيظًا

Barangsiapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (QS An-Nisa’: 80)

Adapun dari sunah, hal itu juga banyak disebutkan. Di antaranya:

Hadis riwayat Al-Bukhari di dalam kitab Shahih Al-Bukhari, bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda,

صَلُّوا كَمَا رَأَيۡتُمُونِي أُصَلِّي

“Salatlah kalian sebagaimana kalian telah melihat aku salat!”

Ini adalah perintah dari beliau—shallallahu ‘alaihi wa sallam—.

Hadis riwayat Muslim di dalam kitab Shahih Muslim, bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda,

لِتَأۡخُذُوا مَنَاسِكَكُمۡ، فَإِنِّي لَا أَدۡرِي لَعَلِّي لَا أَحُجُّ بَعۡدَ حَجَّتِي هٰذِهِ

“Ambillah manasik (tata cara haji) kalian dariku! Karena aku tidak tahu barangkali aku tidak bisa melakukan haji setelah hajiku ini.”

Huruf lam dalam kata “lita’khużū” bermakna perintah. Maksudnya, “Ambillah oleh kalian manasik haji dariku!”

Hadis riwayat Al-Bukhari di dalam kitab Shahih Al-Bukhari, dari Abu Hurairah—radhiyallahu ‘anhu—: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda,

كُلُّ أُمَّتِي يَدۡخُلُونَ الۡجَنَّةَ إِلَّا مَنۡ أَبَىٰ

“Seluruh umatku akan masuk janah kecuali orang yang enggan.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang enggan?” Yakni, hal ini tidak masuk akal. Siapa orang yang enggan dan tidak ingin masuk janah?!

Nabi menjawab,

مَنۡ أَطَاعَنِي دَخَلَ الۡجَنَّةَ، وَمَنۡ عَصَانِي فَقَدۡ أَبَىٰ

“Siapa saja yang menaatiku, niscaya dia akan masuk janah. Siapa saja yang membangkangku, berarti dia enggan.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam kitab Al-Fath, “Yang dimaksud dengan enggan adalah terhalangi. Jika ia kafir, maka ia tidak akan masuk janah sedikit pun, dan jika ia muslim, maka yang dimaksud adalah: terhalangi masuk janah bersama kelompok yang pertama kali masuk, kecuali bagi siapa yang dikehendaki Allah taala.”

Imam Al-Hafiz Ibnu Hibban Al-Busti berkata dalam kitab Ash-Shahih, “Ketaatan kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—adalah ketundukan kepada sunahnya …” hingga perkataannya, “serta penolakan terhadap pernyataan setiap orang yang mengatakan sesuatu tentang agama Allah—‘azza wa jalla—yang bertentangan dengan sunahnya, tanpa melakukan tipu daya untuk membantah sunah dengan tafsir-tafsir yang lemah dan dalil-dalil yang dibuat-buat yang sia-sia.”

Dari Al-‘Irbadh bin Sariyah—radhiyallahu ‘anhu—, beliau berkata:

وَعَظَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ مَوۡعِظَةً وَجِلَتۡ مِنۡهَا الۡقُلُوبُ، وَذَرَفَتۡ مِنۡهَا الۡعُيُونُ، فَقُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوۡعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوۡصِنَا، قَالَ: (أُوصِيكُمۡ بِتَقۡوَىٰ اللهِ، وَالسَّمۡعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنۡ تَأَمَّرَ عَلَيۡكَ عَبۡدٌ؛ فَإِنَّهُ مَنۡ يَعِشۡ مِنۡكُمۡ فَسَيَرَىٰ اخۡتِلَافًا كَثِيرًا؛ فَعَلَيۡكُمۡ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الۡخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الۡمَهۡدِيِّينَ، عَضُّوا عَلَيۡهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمۡ وَمُحۡدَثَاتِ الۡأُمُورِ؛ فَإِنَّ كُلَّ بِدۡعَةٍ ضَلَالَةٌ).

Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—memberi nasihat kepada kami dengan nasihat yang menyebabkan hati-hati bergetar dan air mata bercucuran. Kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat perpisahan. Apa yang engkau wasiatkan kepada kami?”

Beliau bersabda, “Aku berwasiat kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat meskipun budak yang memimpinmu. Karena siapa saja di antara kalian yang hidup sepeninggalku, tentu ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka, wajib bagi kalian untuk berpegang dengan sunahku dan sunah para khalifah yang lurus dan terbimbing. Gigitlah dengan gigi-gigi geraham! Jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan (dalam agama) karena setiap bidah adalah sesat.”

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab As-Sunan, At-Tirmidzi dalam kitab Al-Jami’ , Ibnu Majah dalam kitab As-Sunan, dan selain mereka. Hadis ini sahih.

Dalam hadis agung dan nasihat yang fasih ini, Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—menggambarkan dua pilar dasar, yaitu: itibak (mencontoh Nabi) dan tidak melakukan bidah. Ini adalah kumpulan nas dari dua wahyu yang menganjurkan dan memerintahkan berpegang dengan sunah, serta memperingatkan dari perbuatan menyelisihi sunah Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Sumber: Min Tsamarat At-Tamassuk bis-Sunnah karya Syekh ‘Abdullah bin ‘Abdurrahim Al-Bukhari hafizhahullah

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Secret Link