بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Hukumnya boleh dan tetap sangat dianjurkan demi beribadah kepada Allah ta’ala, meneladani Nabi shallallaahu’alaihi wa sallam dan mendapatkan ampunan selama dua tahun.
Adapun hadits tentang larangan berpuasa di hari Sabtu maka banyak ulama menilainya dha’if. Andai haditsnya shahih maka maksud larangan adalah apabila puasa hari Sabtu dikhususkan.
Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata,
أن يخصه بصوم تطوع فيفرده بالصوم ، فهذا محل النهي إن صح الحديث في النهي عنه
“Seseorang mengkhususkan puasa sunnah hari Sabtu, kemudian ia hanya berpuasa di hari Sabtu saja, maka ini yang terlarang, andai haditsnya shahih.” [Majmu’ Al-Fatawa, 20/57]
Maka yang dilarang apabila meniatkan pengkhususan hari Sabtu untuk berpuasa, adapun jika niatnya untuk puasa Arafah maka tidak terlarang.
KEUTAMAAN PUASA HARI ARAFAH DAN SYARAT MENDAPATKANNYA
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ
“Puasa hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) aku harap kepada Allah dapat menghapus dosa tahun yang sebelumnya dan tahun yang setelahnya.” [HR. Muslim dari Abu Qotadah radhiyallahu’anhu]
Syarat untuk mendapatkan penghapusan dosa dengan amal-amal shalih adalah dengan menjauhi dosa-dosa besar atau bertaubat kepada Allah ta’ala dari dosa-dosa besar tersebut.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ
“Sholat lima waktu, sholat Jum’at sampai Jum’at berikutnya dan puasa Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya, adalah amalan-amalan penghapus dosa yang dilakukan di antara waktu-waktunya, selama dosa-dosa besar dijauhi.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Asy-Syaikhul ‘Allaamah Ibnu Baz rahimahullah berkata,
قال جمهور أهل العلم: إن أداء الفرائض وترك الكبائر يكفر السيئات الصغائر، أما الكبائر فلا يكفرها إلا التوبة إلى الله سبحانه وتعالى
“Mayoritas ulama berkata: Sesungguhnya mengamalkan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan dosa-dosa besar dapat menghapus dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar tidak dapat dihapus kecuali dengan taubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.” [Fatawa Nur ‘alad Darb, 6/64]
Dan tidak diragukan lagi bahwa Dzulhijjah adalah momen yang sangat indah untuk bertaubat, karena Dzulhijjah adalah bulan yang Allah muliakan, maka lebih tidak patut bagi seorang hamba untuk melakukan dosa atau menunda-nunda taubat.
Simak #Video_Pendek On YouTube: https://youtu.be/Z8xuY2-aYtw
GABUNG TELEGRAM & GROUP WA TA’AWUN DAKWAH DAN BIMBINGAN ISLAM
Pembina: Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah
Telegram: http://t.me/taawundakwah
WAG: wa.me/628111377787
wa.me/628111833375
#Yuk_bantu_share. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]
Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum.
Hukum Puasa Arafah di Hari Sabtu HUKUM PUASA ARAFAH DI HARI SABTU
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Hukumnya boleh dan tetap sangat dianjurkan demi beribadah kepada Allah ta’ala, meneladani Nabi shallallaahu’alaihi wa sallam dan mendapatkan ampunan selama dua tahun.
Adapun hadits…